Dumai Belum Bisa Penuhi Kebutuhan Pangan Sendiri



Eradumai.com{Dumai}_Untuk mencukupi kebutuhan pangan di Kota Dumai, Provinsi Riau, dibutuhkan lebih kurang 31.000 ton beras setahun, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terjadi sekarang ini. Sementara beras yang dihasilkan Kota Dumai, saat ini hanya sekitar 3.000 ton dalam setahun dari 2.325 hektare cetak sawah. Dumai pun belum mampu memenuhi kebutuhan pangan (beras) sendiri.
 
Demikian hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kota Dumai, Dwi Orisyawan kepada GoRiau.com, Senin sore (19/9/2016), menindaklanjuti acara rakor dengan Kementerian Pertanian bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigasi tengah dalam upaya mengembangkan sektor pertanian di daerah perbatasan.
 
Saat pertemuan di Jakarta, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerangkan, berkembangnya sektor pertanian di daerah perbatasan akan menghilangkan ketergantungan sumber pangan dari daerah lain atau negara tetangga.
 
"Kami berkomitmen untuk membangun lumbung pangan di daerah perbatasan dan daerah transmigrasi. Kami bangun dengan Kementerian Desa, agar bisa tingkatkan kesejahteraan petani dan menekan inflasi," ujar Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Jumat (16/9/2016).
 
"Untuk tahun ini ada 4.000 hektar, kalau total rencananya 20.000 hektar. Anggarannya sekitar Rp 40 miliar. Itu belum termasuk alsintan (alat mesin pertanian). Karenanya, kami butuh Rp 100 miliar untuk perbatasan," tambah Amran.
 
Kementan menyiapkan sejumlah langkah strategis dalam membangun lumbung pangan di perbatasan. "Dimulai dengan mengindentifikasi kebutuhan dari negara tetangga, menggali potensi sumber pertumbuhan baru pangan perbatasan, pencanangan program dan kegiatan perbatasan secara komprehensif dan berkelanjutan, serta sinergisme dalam melaksanakan program," kata Amran.
 
Menyikapi hal itu, Dwi Orisyawan menjelaskan, bahwa saat ini cetak sawah periode Oktober-Maret yang bisa ditanam hanya 1.162 hektare (ha) dan periode April-September 1.143 ha, jadi luas cetak sawah yang dapat ditanamkan padi luasnya 2.325 ha di Kota Dumai.
 
"Itupun bukan milik petani, milik pihak pertama yang dikelola oleh petani untuk menanam padi. Kita masih berupaya memenuhi kebuituhan pangan di Dumai. Apalagi saat ini baru sekitar 3.000 ton beras yang dihasilkan Dumai," ulasnya.
 
Untuk menjalankan program tersebut, Kementerian Pertanian akan menjadikan 44 kabupaten atau kota dengan luas lahan 4.000 hektar sebagai lumbung pangan wilayah perbatasan salah satunya Kota Dumai yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
 
Walikota Dumai Zulkifli As didampingi Ir Dwi orisyawan selaku Kepala Distanbuhut serta Kepala Disnakanla Syafrizal, hadir pada saat itu mengutarakan keluhan Kota Dumai yang sulit mengembangkan sektor pertanian. ***MAKASSAR - Tindakan Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Soppeng, Sulawesi Selatan, Irfan, sungguh ngawur. Dia membawa 17 narapidana rekreasi ke Lejja, sebuah tempat permandian air panas di Kabupaten Soppeng sambil menikmati malam mingguan pada Sabtu (17/9).
 
Tak cuma berendam air panas, 17 napi ini juga dimanjakan dengan santap bersama dan berkaraoke bersama hingga malam hari.
 
Mendengar kabar tersebut, Kepala Kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulsel, Sahabuddin Kilkoda, marah besar pada Irfan.
 
"Iya ini baru saja saya tegur, saya marahi kenapa dia, (Karutan) sampai bawa para napi itu keluar rekreasi hingga malam hari," kata Sahabuddin Kilkoda dengan nada tinggi saat dikonfirmasi, Senin, (19/9).
 
Setelah mendapat teguran, Irfan langsung meminta maaf. Pembelaan Irfan, kata Sahabuddin Kilkoda, hanya sebagai hadiah karena 17 napi itu telah bekerja full mengecat kantor dan memperbaiki atap. Rekreasi itu dijadikan imbalan dari kerja keras belasan napi tersebut.
 
Alasan Irfan tadi diterima Sahabuddin. Dia menegaskan, napi tidak boleh dibawa keluar apapun alasannya, kecuali jika status napi tersebut adalah napi asimilasi atau tahap pembinaan untuk berbaur dengan masyarakat.
 
Besok, tambah Sahabuddin, pihaknya membentuk tim untuk menyelidiki kasus napi refreshing itu guna lakukan penyelidikan. Tujuannya, mencari tahu, napi kasus apa saja yang mereka bawa keluar itu, apakah statusnya asimilasi atau bukan.
 
"Tim ini juga nantinya akan mencari tahu apakah ada hadiah-hadiah yang diterima Kepala Rutan ini atau pihak internal lainnya sehingga muncul ide untuk bawa napi itu keluar jalan-jalan selain dari alasan karena para napi itu telah dipekerjakan," jelasnya.
 
Ditambahkan, selain membentuk tim untuk mengusut, pihaknya juga kini mewaspadai munculnya benih-benih kecemburuan dari napi lain. Jangan sampai ada yang merasa berhak juga dibawa keluar jalan-jalan seandainya disampaikan akan mendapat imbalan jika turut terlibat bekerja mengecat dan memperbaiki atap gedung Rutan.
 
"Jangan sampai ada napi lain yang cemburu, ini bisa memicu keributan," ujarnya.***
 
 
 
 
 
 
Sumber: Goriau.com

Related

Politik 7824996425288115001

Posting Komentar

Media Online

Media Online

Kapolda Prov.Riau

Kapolda Prov.Riau

Pemkab Bengkalis

Pemkab Bengkalis

GNPK-RI Kota Dumai

GNPK-RI Kota Dumai

Pemko Dumai

Pemko Dumai

Pemkab Bengkalis

Pemkab Bengkalis

Populer

Recent


Comments


Side Ads


Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Text Widget


item